Thursday, January 6, 2011

SEA trip Day 4: Kuala Lumpur. Again.

Baru jam setengah tujuh pagi waktu KL, dan udah ada aja yang mau scamming. Mendadak cowok lusuh berwajah semi india duduk di sebelah dan tau-tau nanya yang intinya apakah saya bisa berbahasa Melayu. Saya bilang mungkin. Tau-tau dia nyerocos soal baru keluar dari penjara dan butuh uang, cukup RM1 saja. Saya mendadak berasa di Jakarta lagi di mana sering di angkot tau-tau naik orang berbaju lusuh dan punya cerita yang sama. Saya tolak dengan halus dengan mengatakan bahwa saya sendiri baru kehilangan tiket (ya...in a way kan emang gitu ceritanya...). Untungnya orang tadi tidak maksa. Kalau maksa ya paling saya teriak-teriak aja sih :P

Mendadak inget kalau di KL Sentral ini katanya ada shower room alias bilik mandi. Saya pikir kali aja bisa menghapus kekesalan karena kesalahan bodoh yang saya lakukan kemarin dengan mandi. Sebelumnya saya mampir dulu ke loket KTM Antarabandar untuk membeli tiket ke Hat Yai (lagi) Hiks..... Melayang RM48.

Kemudian saya turun ke level 1, berbelok ke kanan, belok kanan lagi, kemudian belok kiri dan mengikuti petunjuk arah yang tertera di dinding. Eh ternyata bener ada bilik mandinya.



kamar mandinya ada di gang masuk di sebelah ujung tumpukan kardus.

Ada beberapa harga berbeda bila kita butuh peralatan mandi layaknya handuk dan sabun. Tapi karena saya sudah bawa semuanya, saya hanya perlu fasilitas mandi seharga RM5. Saya diberi kunci untuk ruang gantinya. Sempat mengalami kesulitan saat hendak mengunci pintu, hingga kemudian salah satu petugas menghampiri saya untuk membantu.



Dia mengatakan supaya saya membuka semua pakaian dan langsung libetan handuk menuju tempat mandi, supaya pakaian saya tidak basah. Dia juga menawarkan untuk menguncikan pintu saat saya mandi. Saya yang dasarnya curigaan, kekeh tetep mandi dengan pakaian lengkap dan baru akan melepasnya di ruang shower, juga kekeh nungguin dia ngunciin pintu ruang ganti dan membawa kuncinya ke ruang shower sekalian setelah dia selesai menguncikan. Mungkin petugas tersebut sebenarnya memang bermaksud baik, tapi berada di negeri orang dan sendirian, saya tidak berani ambil resiko.


Updated:

Yak, jam delapan pagi dan saya masih punya 12 jam. Tadinya sih mau mampir2 ke mana dulu, tapi kesel akibat salah beli tiket itu masih rada membekas di hati, jadinya saya males ke mana-mana. Nongkrong bolak-balik minta listrik dan wifi di dekat loket penitipan barang. Menjelang tengah hari, salah satu petugas yang saya temui di shower room melewati saya. Rupanya dia masih mengingat saya.

"Hey Nita, what are you still doing here?" sapanya ramah

"I am waiting for my train to Haad Yai."

"Tonight you come down to shower room lah, you can have shower again, don't worry."

Saya sih cengar cengir aja. Kok rasa agak gak enak denger orang nyuruh saya mandi :D Suudzon aja sih, tapi namanya di negara orang ya mesti hati-hati juga.

Yah akhirnya seharian saya jadi mirip Tom Hanks di The Terminal, mondar mandir gak keruan.

Menjelang jam 5 sore, sehabis dari toilet saya melangkah ke tempat saya biasa ngamprah. Udah siap nih, colok kabel laptop, buka laptop, duduk di lantai. Baru lima menit duduk, ada petugas yang nyamper.

"Cik, can not use this,'" katanya. Saya bengong. Heh? Kemaren2 gak papa. Tapi saya nurut aja sih. Beberes sambil bilang makasih, pindah ke KFC, nyolok di sana. Kayaknya saya keseringan nongkrong di titik tadi, mereka jadi gerah liatnya XD

Jam 6 sore, ada yang manggil saya. Awalnya saya sih cuek aja, lah perasaan gak ada kenalan juga di sini. eh ternyata bapak petugas yang tadi nyuruh saya mampir buat mandi nyamperin saya.

"Hey, I looked everywhere for you. Come come, you can take shower now."

Waduh... nolaknya gimana? Akhirnya saya ikut turun aja ke tempat mandi sambil mikir ini enaknya gimana ya..

Di tempat shower saya diberi tempat ganti yang sama, kemudian beliau menunggu di luar. Akhirnya saya belagak mandi aja. Buka keran shower sedikit, trus lama-lamain sambil basahin rambut dikit. Abisnya gak enak gitu perasaan.

Selesai "belagak" mandi, saya keluar. Si bapak masih menunggu dengan setia di kursinya. Rada merasa bersalah juga sih karena udah curigaan. Akhirnya kami jadi ngobrol-ngobrol. Ternyata beliau pernah ke Bandung. Lembang dia bilang. Ih banyak bener orang Malaysia yang main ke Bandung XD Sekitar jam 7an saya pamit untuk naik ke peron. Beliau meninggalkan nama dan nomor teleponnya. Katanya kalau balik ke Kuala Lumpur lagi, bisa hubungi dia nanti dia ajak muter-muter. Baiklah :)

Saya balik ke KFC, modal beli kentang RM4 nungguin kereta ke Haad Yai.

Keretanya dateng jam 21.15 tepat. Berangkat deh.

SEA trip Day 3: Kuala Lumpur - Hat Yai

Perjalanan ke Hat Yai dimulai jam 21.15 dari KL Sentral. Berhubung perjalanan malam dan siangnya saya sudah capek, maka nyaris seluruh perjalanan saya habiskan dengan tidur pulas. Sekitar jam 8 pagi kami tiba di stasiun Padang Besar yang merupakan perbatasan antara wilayah Malaysia dan Thailand. Cap paspor sebentar, kemudian saya pergi ke ruang tunggu di luar untuk menunggu kereta yang sama yang akan membawa saya ke Hat Yai. Keretanya menurut masinis tadi akan dibersihkan dulu sebelum lanjut ke Hat Yai. Setelah menunggu sekitar setengah jam, kereta tersebut kembali dan saya kembali naik ke gerbong dan kursi yang sama. Dan kembali tidur. Entah kenapa saya ngantuk banget rasanya.

2nd class seater Ekspress Senandung Langkawi KL-HYJ

Tidak terasa saya tertidur sekitar satu jam. Pas bangun ternyata kereta masih juga berada di stasiun Padang Besar entah kenapa. Akhirnya kami berangkat setelah sekitar dua jam transit di Padang Besar. Jadwal ketibaan yang semestinya jam 9an pagi tiba di Hat Yai, molor hingga jam 12an.
 Stasiun Padang Besar



Di Hat Yai saya langsung ke loket untuk membeli tiket ke HUA LAMPHONG, BANGKOK. Saya diberi selembar kertas kuning yang ditulis dengan tangan yang ternyata adalah tiket kereta. Tanpa memeriksa ulang saya membayar dengan THB 450 dan diinformasikan bahwa kereta berangkat jam 4 sore.


Tiketnya T___T

Berhubung masih ada waktu beberapa jam, saya celingukan cari toilet. Ternyata toilet di sini ada showernya. Yay! ^_^

Segar rasanya mandi setelah seharian kemarin bersimbah peluh berjalan kaki keliling kota dan semalaman nempel di kursi kereta. Biaya 'sewa' shower adalah THB 10.

Saya memutuskan untuk menitipkan ransel cilik saya ke tempat penitipan tas, sehargga THB 20, dan melangkah keluar stasiun.

Hat Yai ternyata kota yang lumayan ramai. Di mana-mana terdapat tempat makan dan toko emas. Bagi teman-teman yang muslim, jangan takut. Tepat di depan stasiun Hat Yai ada restoran makanan halal, dan juga di beberapa tempat di Hat Yai lainnya.
 Makan siang: Nasi Babi Panggang ^_^

Tempat makan halah di depan Stasiun

Setelah puas berjalan-jalan, saya kembali ke Hat Yai Junction untuk menunggu kereta. Tulisan cakar ayam di tiket kereta membuat saya garuk-garuk kepala dan bertanya ke beberapa petugas mengenai jam keberangkatan dan lokasi platform kereta.

Sekitar jam 15.45 saya menaiki kereta. Saya lihat keretanya sama dengan yang saya naiki dari Kuala Lumpur tadi. Saya pikir oh mungkin ini memang kereta terusan.

Sekitar jam 16.00 kereta berangkat. Dan saya dong lagi-lagi ketiduran.

Saya terbangun ketika masinis mengatakan "Padang Besar, Padang Besar. Please get off from the train for your immigration procedure."

HLOH? KENAPA SAYA KEBAWA KEMBALI KE PADANG BESAR?

Perasaan mulai gak enak nih...

Saya masuk bersama penumpang lainnya ke imigrasi Thailand. Dan mendapat cap EXIT FROM THAILAND.

What the....

Dari bilik imigrasi Thailand, kami masuk ke bilik imigrasi Malaysia. Di sana saya ditanyakan mau tinggal di Malaysia berapa lama?

WHAT? I JUST LEFT FROM THERE THIS MORNING!

Saat berusaha menjelaskan situasi kepada petugas imigrasi yang juga kebingungan lihat saya semi panik. Saya menoleh kembali ke tiket yang saya pegang.

Dan di sana tertulis tujuan: KUALA LUMPUR

YAIKS!

Rupanya petugas penjual tiket di Hat Yai salah dengar ucapan saya. HUA LAMPHONG disangka KUALA LUMPUR.

Hadeuh gimana dong dong dong..

Ya akhirnya saya pasrah aja. Kereta menuju Hat Yai baru ada lusa pagi. Kereta yang saya tumpangi ini. Dan paspor saya sudah kadung dicap EXIT FROM THAILAND juga.

Akhirnya dengan separuh marah, kesal, dan malu pada diri sendiri, saya memutuskan untuk... kembali ke KL Sentral *sigh*

HIlanglah RM 96 dengan sia-sia (saya beli tiket KL Sentral-Hat Yai seharga RM48. Dua kali balik ya seharga RM96), dan juga THB 450 (karena tadi saya salah beli tiketnya)

Dan sekarang saya sedang menuju kembali ke KL Sentral T________________T

Pelajaran berharga: BACA BAIK-BAIK TIKET DI TANGAN

Ya ya ini bodoh sekali. Sekitar Rp. 500rb terbuang sia-sia, padahal saya berangkat dengan bajet super tipis yang nyaris tidak mengijinkan terjadi kesalahan seperti ini. Tsk.

Anyway, mari kita lihat saja bagaimana perjalanan saya ke depannya.


 Dini hari di KL Sentral *sigh*

SEA trip Day 2: Kuala Lumpur

Hari ini dimulai dengan...bangun siang :D

Saya merem mulai jam 12an malam, dan melek lagi sekitar jam setengah sembilan. Eh masih pagi itu mah ya?

Anyway. Hari ini dimulai dengan sarapan di sekitar Setiawangsa jam sebelasan. Karena sudah menjelang jam makan siang di Kuala Lumpur, kayaknya perut saya ikut menyesuaikan. Makan (telat) pagi dengan sepiring nasi lemak dengan lauk rendang ayam, telur ceplok, dan gulai kambing, serta segelas air kosong (di sini segelas air putih disebut air kosong) cukup dengan mengeluarkan uang sebesar RM 5.80.

Karena Maria punya janji temu dengan teman lain, maka saya dan Lalee memutuskan untuk pergi berjalan-jalan seputar KL saja sampai sore. Maria menurunkan kami di stasiun Rapid KL Cempaka, dan di situlah petualangan saya dan Lalee dimulai. Oh saya dan Maria berpisah di sini karena saya akan langsung ke KL Sentral sorenya untuk naik kereta Ekspress Senandung Langkawi ke Hat Yai, Thailand jam 21.15.

Kami memutuskan untuk turun di stasiun Mesjid Jamek. Saya dengan pedenya memutuskan untuk langsung saja jalan-jalan tanpa menitipkan ransel kecil saya (kecil sih, gak sampai 7kg gitu) di loker di KL Sentral. Keluar dari stasiun Mesjid Jamek, kami turun dan melangkah ke Merdeka Square (Independence Square) yang terletak beberapa blok dari sana. Konon bendera Malaysia yang berkibar tinggi di lapangan ini tidak pernah diturunkan sejak kemerdekaan Malaysia di tahun........ Terus terang saya dan Lalee gak percaya sih, bersih gitu loh :D





Di bagian ujung Independence Square ini ada sebuah lapangan luas yang kalo perkiraan saya dipakai untuk upacara bendera besar *search on this). Di ujung satunya Independence Square ada sebuah  taman kecil, lengkap dengan tiga kolam berair mancur. Tidak besar, namun memberi kesan sejuk. Ditambah lagi tempatnya diberi atap dan ada tempat duduk dari batu mengelilingi kolam-kolamnya. Kami memutuskan untuk istirahat sebentar sambil saya mengistirahatkan bahu yang ternyata pegal :D



Lalee berasal dari Belanda. Saya berjumpa dengannya di rumah Maria, host saya. Kunjungan kali ini adalah yang ketiga kalinya ke Asia Tenggara. Dia sendiri sudah berkeliling hingga ke Timur Jauh dan Afrika. Pengetahuan Lalee tentang Kuala Lumpur bahkan diakui oleh Maria sangat besar. Lalee bisa dibilang hapal semua jalan dan tikungan di kota itu. Kami berkeliling hingga sore hari tanpa memakai peta sama sekali dan hanya dua kali salah belok. Hanya satu kekurangannya, Lalee takut nyebrang jalan :D Sementara saya yang sudah lumayan biasa menyebrangi jalan di Jakarta dan Bandung yang 'brutal' sih santai aja. Berasa nyebrang jalan di rumah sendiri.

Kelar istirahat di Independence Square, saya dan Lalee memutuskan melanjutkan perjalanan kembali ke Mesjid Jamek. Mesjid tertua di Kuala Lumpur ini yang letaknya hanya beberapa meter dari stasiun. Ternyata kunjungan untuk umum hanya dibuka setelah jam setengah dua siang. Kami memutuskan untuk melanjutkan langkah menuju Chinatown dan Little India. Baru beberapa langkah saja ternyata punggung dan bahu saya sudah menyerah kalah :P Saya akhirnya mengatakan pada Lalee bahwa saya akan mampir sebentar ke KL Sentral dan menitipkan tas, Lalee mengatakan dia akan menunggu saya di sekitar Mesjid Jamek. Buru-buru saya menaiki LRT menuju KL Sentral, menitipkan ransel, dan berlari kembali mengejar LRT arah balik ke Mesjid Jamek.

Di seberang Mesjid Jamek saya berjumpa lagi dengan Lalee, kemudian melanjutkan perjalanan ke Little India. Sebelumnya saya menyempatkan diri membeli manisan mangga seharga RM1 dan setusuk sate otak-otak dan sate sosis seharga masing-masing RM1. Dengan bekal sebotol air mineral yang saya isi ulang di rumah Maria, kami melanjutkan perjalanan. Lumayan buat mengganjal perut saya yang mulai gelisah.

Area Little India di Kuala Lumpur jauh lebih kecil bila dibandingkan yang di Singapura. Jalan kaki sepuluh menit saja sudah selesai kami menyusuri Little India. Lalee membawa saya menyebrangi jalan menuju Chinatown. Chinatown di sini juga tidak seramai dan sebesar yang ada di Singapura. Yang paling bekennya ya Petaling Street. Pusat belanja semacam Pasar Baru kalau di Jakarta.

Menurut teman saya kurang afdol kalau ke Kuala Lumpur tanpa berkunjung ke Central Market, maka kami pun berbelok ke Central Market.

 Lalee
Saya

Dari Chinatown, kami kembali berjalan menuju Mesjid Jamek. Lalee sangat penasaran karena sudah dua kali dia datang ke sini dan gagal berkunjung. Untuk memasuki Mesjid Jamek wajib untuk perempuan memakai kerudung dan pakaian tertutup.
 Lalee dan kerudung serta jubahnya
 Saya


 Sudut peminjaman jubah dan kerudung, gratis

Dari Mesjid Jamek kami berbelok ke arah Jalan Pudu Raya. Jalan Pudu Raya ini dulu terdapat sebuah terminal besar bis antar kota. Di sekitarnya bisa kita lihat banyak penginapan-penginapan yang menawarkan harga hingga RM25 per malamnya. Menurut Lalee, dulu jalan ini sangat penuh, sesak dan selalu macet oleh bis-bis besar dan taksi. Kini setelah Terminal Pudu ditutup dan sedang dalam proses dipindahkan ke Bukit Jalil, jalan rayanya menjadi lengang. Saya kepikiran penginapan-penginapan murah yang sulu mendapatkan tamu dari pengunjung yang turun di Terminal Pudu dan sekarang sepi dengan tamu. Gimana ya cara mereka bertahan nanti?

sepinya Jalan Pudu

Di ujung Pudu Raya, tenggorokan saya mulai gelisah. Haus. Cuaca saat itu memang terasa sangat panas. Kami memasuki sebuah restoran India. Lalee memesan seporsi roti canai polos yang datang beserta kuah kari, sementara saya hanya memesan segelas es teh tarik. Segarnya menikmati segelas besar teh tarik dingin. Lalee sendiri ternyata lapar dan memesan porsi roti canai yang kedua XD

es teh tarik

Dari Pudu kami meneruskan berjalan ke wilayah Bukit Bintang. Tadinya mau berkunjung ke Pavillion, tapi karena Lalee lupa di mana lokasi tepatnya, kami memutuskan untuk berjalan ke Suria KLCC Park saja.

Tiba di Suria KLCC Park kami mengistirahatkan kaki kami sejenak, rasanya pegal sekali setelah dibawa berjalan kaki nyaris selama enam jam nonstop. Saya dan Lalee berpisah di Suria KLCC Park. Lalee kembali ke tempat Maria, dan saya meneruskan ke KL Sentral di mana saya akan melanjutkan perjalanan ke Hat Yai Thailand.

Dan di mana kebodohan pertama saya terjadi. Baru mau ke negara ke dua padahal T___T